Sabtu, 06 Juli 2013

Menelaah Harta-Harta Iblis Penggoda Manusia

Menelaah Harta-Harta Iblis Penggoda ManusiaOleh: Sri Suparti

Segudang harta iblis irtu berbentuk batangan, koin emas, barang-barang antik yang nilainya milyaran rupiah dan sebagainya. Tapi pengorbanan untuk harta benda itu tentu saja sangat berat. Bahkan tak sebanding dengan risiko yang akan ditanggung oleh manusia dikemudian hari.

• • • • • • • • • • • • • • •



Berita mengenai uang balik, bank gaib hingga ritual sebuah pesugihan rasanya sudah tidak asing lagi bagi masyarakat kita. Masyarakat kita meyakini adanya campur tangan bangsa gaib untuk membuktikan apa yang sebelumnya mustahil menjadi sebuah kenyataan. Berita mengenai hal ini tentu saja menjadi berita hangat di masyarakat kita yang kebanyakan dari mereka diterpa kesulitan ekonomi.

Beberapa waktu lalu masyarakat Tuban juga dihebohkan adanya penemuan benda-benda kuno berupa logam mulia (emas), barang antik dari perunggu serta keramik peninggalan masa lalu. Bahkan belakangan ini tersiar kabar di daerah Magelang, tepatnya di area Candi Borobudur, ditemukan uang yang begitu banyak jumlahnya tercecer di sekitar candi. Anehnya uang-uang itu tidak ada yang merasa memiliki, walaupun aparat serta pihak pengelola candi berusaha mensosialisasikan penemuan tersebut.

Beberapa paranormal dan orang pintar meyakini kalau barang serta uang yang banyak bermunculan belakangan ini yang tanpa diketahui asal-muasulnya merupakan milik bangsa gaib (makhluk halus). berbagai dugaan dan perkiraan silih berganti hanya meninggalkan sebuah tanda tanya. Dugaan demi dugaan terus bergulir membuat polemik ini semakin panjang tak berujung.

Mungkin, keberadaan benda-benda itu merupakan pembuktian eksistensi makhluk halus di tengah kehidupan kita. Bahwa alam gaib pun memiliki peradaban yang tak kalah serupa dengan manusia, bahkan cenderung lebih maju dari bangsa manusia. Mereka memiliki penguasa, birokrasi, pengusaha serta rakyat jelata. Ini terbukti adanya logam mulia, alat tukar uang bahkan perbankan atau yang sering disebut dengan bang gaib. Kabarnya, mereka juga memiliki sebuah gudang harta karun, yang difungsikan sebagai tempat penyimpanan barang-barang berharga miliknya.

Terlepas dari perdebatan benar atau tidaknya hal ini, beberapa pekan lalu Misteri berusaha melakukan pembuktian adanya kebenaran gudang harta karun yang sering menjadi polemik di tengah kehidupan kita. Kami menuju sebuah tempat yang sering menjadi incaran kauum supranatural. Tempat itu merupakan sebuah goa yang terletak di Pantai Selatan Pacitan. Dari serangkaian fakta dan data yang ditrma Misteri, tempat ini dulunya merupakan petilasan tokoh utama diera kekuasaan Mataram. Kemudian dengan berjalannya waktu, lokasi ini dijadikan tempat wisata religi yang ramai dikunjungi masyaraat dari dari berbagai daerah. Mereka beranggapan kalau di tempat tersebut bisa memperoleh apa yang dibutuhkan, terutama harta benda. Karenaa mereka berkeyakinan bahwa di goa ini merupakan gudangnya harta karun milik bangsa gaib.

Saat tiba di lokasi, kami pun membnarkan adanya hal itu. Ini terbukti setelah mengadakan kontak batin serta penerawangan di area goa.

Perjalanan kami ditemani oleh Pak Sarjono, paranormal setempat. Saat kaki kami mulai menapaki mulut goa, aura mistis dengan santer menyambut kedatangan kami. Ombak Pantai Selatan sayup-sayup masih terdengar jelas di telinga saat kami memasuki goa yang nampak angker itu. Tak ada pemandangan lain di sudut-sudut ruangan dan dinding, kecuali kotoran burung walet yang berserakan memenuhi lantai. Tepat di salah satu sudut ruangan yang cukup luas, Pak Sarjono menghentikan langkahnya.

"Kita tak bisa meneruskan perjalanan menuju ke dalam dengan keadaan seperti ini," potongnya sembari mencolek bahuku. Aku cukup paham dengan maksudnya.

"Kau bisa meraga sukma," sambungnya lagi.

"Aku pernah mempelajarnya, mudah-mudahan masih bisa kugunakan," jawabku seketika. Mungkin dengan cara ini kami bisa melanjutkan perjalanan menuju ke dalam.

"Kalau begitu tak ada masalah. Tolong kau jaga diri kami, kami akan masuk alam lain dengan meninggalkan raga ini. Karena sesuatu yang berfisik tak akan mampu menembus tabir yang menyelimuti tempat ini. Jangan sampai kau bangunkan dengan menyentuh tubuh kami. Jika ada sesuatu yang membahayakan, kau cukukp membisikannya saja pada telinga kita!" pesan Pak Sarjono kepada Tikno, penduduk setempat yang memandu kami menuju lokasi. Kemudian dijawabnya dengan anggukan kepala.

Tak membuang waktu, kami langsung mengadakan ritual kecil. Mengosongkan raga, melihat dan menapaki lokasi dengan sukma tanpa dibebani raga atau fisik sejati. Mungkin bagi Tikno hal ini hanya terdengar aneh, tapi tidak bagi kami berdua. Aku melihat dua sosok terduduk bersebelahan dan di depannya Tikno sedang sedang menatapnya penuh tidak kemengertian. Lalu kami berjalan meninggalkan raga-raga kosong yang kosong itu, melangkah menuju ke dalam goa.

Aku tersentak kaget, sempat mata kami berpandangan dengan Pak Sarjono, saat melihat keadaan di sekitar. ternyata apa yang aku lihat sebelumnya, begitu jauh berbeda. Sebuah struktur goa yang nampak kumuh penuh kotoran walet dengan bau tak sedap, kenyataannya merupakan sebuah gudang yang megah dan indah. Bahkan aku terkejut, ternyata kami sudah berada di salah satu ruangan yang menyerupai tempat tunggu.

Di setiap sudut ruangan nampak berdiri sesosok laki-laki dengan tubuh tinggi, hitam dan besar. Wajah mereka nampak seram dan tak ada keramahan pada dirinya. Beberapa penjaga dengan pandangan sinis menatap tajam, seolah dia mencurigai kedatangan kami.

"Hai....! Apa yang kalian lakukan di sini? Mengapa kau bisa masuk gudang harta kami?" bentak mereka dengan keras.

Jujur aku sedikit takut, padahal entah untuk berapa kalinya au memasuki alam gaib, tapi baru kali ini rasanya diriku merasa gemetar. Akhirnya aku sadari, kalau para gaib penjaga gudang harta bukanlah sosok makhluk halus dari glongan rendah, tapi mereka benar-benar pilihan, ini terbukti dari aura serta wibawanya yang membuat cut nyali kami.

"Maafkan kami, kedatanganku tak ada maksud untuk merampas atau mencuri harta milik kaummu. Kami hanya pengelana yang tersesat di tempat ini."
Mbr />"Banyak bangsamu yang suka mencuri dan merebut paksa harta milik kaum kami. Oleh karenanya aku harus mewaspadaimu, apa lagi kau nampaknya bukan manusia biasa. Terbukti dirmu bisa menembus pagar pembatas alam gaib yang kami buat," lanjutnya. Dengan berbagai alasan, kami berusaha meyakinkan makhluk gaib tersebut, yang nampaknya merupakan pemimpin penjaga gudang harta mereka.

"Percayalah, kami tidak akan mengingkarinya. Kami berjanji tidak akan berbuat macam-macam di daerahmu, apa lagi mencuri harta bendamu," sosok itu terdiam, dan akhirnya mengijinkan kami untuk melihat area gudang megah tersebut dengan pengawalannya.

"Ternyata memang benar, bangunan itu merupakan gudang harta milik bangsanya. Pantas saja penjagaan begitu ketat, ucapku dalam hati. Kami terus melangkah menyusuri jalan di antara sekatan-sekatan ruangan yang menyerupai kantor. Dan menurutnya, di setiap ruangan ada penjaga serta bagian administrasnya.

"Tempat ini merupakan penyimpan harta benda kami. Bagi kaum kami yang kaya, dia suka menitipkan hartanya di tempat ini, agar lebih aman dari pencurian dan jarahan bangsamu. Karena bangsamu suka nekad mengambil paksa atau mencuri harta kaum kami jika lengah. Oleh karena itu, mereka suka jengkel lalu merusak bangsamu dengan berbagai cara," ungkapnya sambil terus berjalan di antara ruangan-ruangan yang dijaga ketat oleh sosok-sosok yang menyeramkan.

"Lalu dari mana kaummu memperoleh harta sebenyak ini?" Tanya kami menyelidik.

"Kaum kami pekerja keras, dia banyak mendapatkannya dari dasar laut, terutama Laut Selatan ini. Di dasar laut banyak harta terpendam yang sudah tak bertuan dari kapal-kapal yang tenggelam beberapa ratus tahun lalu, dan pemiliknya pun telah tiada. Lalu oleh kaumku diambil dan disimpannya di tempat ini. Sebagian lagi menggali dari dasar perut bumi," timpalnya kemudian.

"Apakah dari perut bumi yang mereka dapatkan sudah berupa lempengan logam mulia atau uang yang bernominal sama dengan bangsaku?"

"O, tidak. Semua didapat dari perut bumi, susah dan menunggu hingga puluhan tahun lamanya. Kerena kebanyakan adalah peninggalan penguasa jaman dulu. Kerana suatu sebab, kemudian ia menympannya di dalam perut bumi. Lalu bangsaku menunggu hingga puluhan bahkan ratusan tahun. Jika hal itu lama tak diambil, maka akan dibawa oleh kaumku ke tempat ini agar lebih aman. Oleh karena itu di tempat ini menumpuk harta benda aneka rupa dengan jumlah banyak. Tapi belakangan banyak bangsamu yang mencuri dan memaksa kaumku untuk memberikan harta itu dengan menukar seorang pembantu atau budak," jelasnya lagi.

"Bagaiman caranya bangsaku meminta atau menukar harta dengan kaummu di tempat ini?" Tanya kami penasaran.

"Sebagian bangsamu bisa mengambil paksa harta di sini, dengan jalan mengelabui kaumku dengan imbalan tertentu. Sebagian lagi bangsamu berani menukarnya dengan nyawa kerabat, teman bahkan dirinya sendiri untuk dijadikan budak demi sebuah harta. Hingga kaumku mengambil harta yang dititipkan disini untuk membayarnya."

Mungkin inilah yang dsebut dengan laku pesugihan, batinku. Lalu kepada Misteri, sosok itu menunjuk salah satu ruangan yang cukup besar. "Kalian lihat, di tempat itulah gudang penyimpanan berbagai harta milik kami. Bangsamu banyak yang mengundang dan transaksi dengan kaumku di depan pintu sana."

Dalam perbincangan dengan Misteri ia menuturkan, manusia yang nekad dan tak beriman akan menjual atau menggadaikan nyawa dengan bangsanya di sana. Pada umumnya mereka yang gelap mata dan mengetahui dengan persis kalau di tempat itu merupakan gudang harta bangsa iblis, sehingga dengan mudah ia tergoda untuk mendapatkannya dengan berbagai cara. Berbagai laku ritual dengan persyaratan beraneka ragam mereka gunakan, termasuk mengadakan perjanjian yang berbuntut pengorbanan.

Lebih lanjut sosok tinggi besar yang mendampingi perjalanan kami menuturkan, pada umumnya bangsa manusia ingin hidup enak dengan harta melimpah, tapi tidak mau berusaha dan bekerja keras, tidak seperti kaumnya yang bekerja dengan gigih siang dan malam.

"Karena itu sebagian kaumku yang kaya dan sombong juga sering menggoda dengan harta bendanya kepada manusia, agar mereka iri dan masuk ke dalam perangkapnya, sehingga manusia yang lupa diri itu suatu saat akan menjadi budaknya di alam ini."

Pantas di tempat ini sering dilakukan ritual pencarian berkah, bahkan tak jarang digunakan sebagai laku pencarian kekayaan atau pesugihan. Karena mereka benar-benar telah tergoda dengan harta benda iblis yang memang banyak tersimpan di tempat ini. Banyak hal yang serupa antara kehidupan manusia dengan alam mereka, mungkin yang membedakan hanya soal istilah serta pengertian bahasanya. Sembari melangkah kembali ke ruang depan, kami masih sempat bertanya, untuk apa harta yang melimpah itu baginya.

"Harta atau benda yang berupa logam mulia atau mata uang serta benda antik juga dibutuhkan kaumku. Dalam keseharian mereka membutuhkan barang-barang itu. Bahkan beberapa pemimpin kami, rumahnya berdinding emas den berhiaskan benda antik. Karena itu aku pesan kepadamu dan sampaikan pula dengan yang lain, jangan pernah tergoda dengan harta-harta milik bangsa kami. Karena reskonya akan berat di kemudian hari. Semoga hal ini bsa disadari bangsamu , bahwa kami hidup sejajar hanya menempati ruang serta dimensi yang berbeda. Dan semoga bisa terjalin persahabatan yang baik." Tandasnya menutup perbincangan, karena saat itu kami sudah berada di ruang semula, tempat dimana aku dan Pak Sarjono meninggalkan raga yang dijaga oleh Tikno.

SEketika itu pula, kembali kami memasuki fisik kosong yang cukup lama ditinggalkan. Kami kaget, lelah dan capek menyelimuti tubuh ini. Begitu terkesan rasa menjelajahi alam gaib, dimana kami bisa melihat sendiri dengan jelas harta-harta iblis yang melimpah dan sering menggoda kehidupan manusia itu. Semoga catatan ini bisa membuka mata hati kita terhadap dunia gaib yang memang terkadang tak bisa dilogika dengan akal biasa. (*)

Sumber: Misteri, Edisi 561 Tahun 2013