Pernahkah terbersit dalam pikiran Anda untuk mengungkap tabir yang menyelimuti alam jin/gaib. Ada apa di balik dunia sana yang penuh tanda tanya. Misteri alam gaib selalu saja terselimuti kabut yang tebal dan tak ada satu ilmu pengetahuan yang bisa mengungkap keberadaan alam gaib
_____________________
Banyak di antara kita, terutama orang yang menganut filsafat barat tentang eksistensialisme menolak keberadaan alam gaib. Mereka selalu berpikiran dunia tanpa materi itu tidak ada. Materialisme adalah hakikat semua kehidupan di alam dunia ini dan tak ada kehidupan lain selain kehidupan yang kasat mata.
Padahal beberapa ilmuan fisika berpendapat tentang hakekat sesuatu benda itu sebenarnya tak berwujud. Satuan terkecil dari suatu benda adalah atom, atom terdiri dari atas inti atom dan elektron. Nah, yang namanya elektron itu terus bergerak mengitari atom.
Dan tak ada alat yang bisa melihat elektron secanggih apa pun mikrosof tersebut. Dengan sinar gamma pun tak mampu melihat elektron yang menjadi hakikat suatu benda. Dan elektron itu terus bergerak.
Hal itu menyimpulkan bahwa tak ada benda yang benar-benar diam dalam kehidupan ini. Batu, meja, kursi, tiang, pohon, sesungguhnya yang menjadi inti benda-benda tersebut terus bergerak berputar seperti bumi yang mengelilingi matahari.
Memang semua ilmu pengetahuan alam tidak bisa mengungkap semua rahasia alam. Alam mempunyai caranya tersendiri dalam menunjukkan jati diri kepada manusia. Seperti halnya misteri alam gaib.
Pernah Anda bertanya di mana sebenarnya misteri alam gaib. Apakah alam gaib itu masih berada di dalam dunia sehingga kita bergesekan tiap saat dengan mereka. Ataukah alam gaib itu mempunyai dimensi lain yang mempunyai dimensi ruang dan waktu yang brbeda dengan dunia kita.
Namun, jika dimensi mreka berbeda kenapa ada beberapa orang yang mengaku bisa melihat alam gaib atau menyingkap kabut yang menghalangi kehidupan kita.
Saya akan mengatakan bahwa orang bisa melihat alam gaib itu adalah bohong belaka karena alam gaib dan alam nyata itu terpisah dengan kematian.
Jika mereka yang sudah mati mereka barulah memasuki alam gaib, yang disebut dengan alam kubur atau alam barzah, kemudian mereka akan memasuki alam gaib yang disebut alam hisap atau hari kebangkitan di mana manusia dibangkitkan dari kematiannya.
Dan yang terakhir adalah alam akhirat, alam akhir dari segalanya yaitu surga dan neraka. Inilah yang dinamakan alam keabadian. Jika dia orang yang baik dia akan memasuki alam surga dan abadi dalam kebahagiaan, sedangkan orang yang berdosa akan masuk neraka yang abadi dalam kesengsaraan.
Mungkin yang mereka sebut dengan alam gaib, itu adalah alam jin. Sedangkan yang namanya jin itu hidup di alam dunia. Mereka bukanlah makhluk gaib mereka adalah makhluk kasat mata, hanya saja materi yang membentuk mereka bukanlah dzat padat tapi merupakan gas, sama seperti halnya api.
Karena jin tercipta dari api, jadi unsur pembentuk mereka adalah gas panas yang sangat halus. Karena wujud mereka sangat halus jadi indera kita tidak dapat melacaka keberadaannya. Kecuai dengan kepekaan indera tingkat tinggi, yaitu indera keenam, yang sering disebut oleh para spiritual dengan mata batin.
Memang benar jin itu dapat dilihat dengan kasat mata, asalkan kita mau percaya. Mereka juga makhluk Tuhan yang hidup di alam dunia bukan di alam gaib. Mereka juga mempunyai kebudayaan dan peradaban seperti kita. Hanya saja unsur-unsur yang membentuk mereka berbeda dengan unsur-unsur yang membentk manusia.
Sehingga kita bisa hidup berdampingan dengan mereka tanpa harus berebut kekuasaan lahan. Coba saja Anda bayangkan jika jin dan manusia mempunyai unsur pembentuk materi yang sama. Mungkin peperangan akan semakin menjadi-jadi. Manusia dengan manusia saja sering cekcok, ditambah lagi dengan jin.
Maka dunia ini akan semakin sempit dan kacau. oleh karena itu, Tuhan menciptakan jin itu berbeda dengan manusia, agar kita tak bisa saling sapa atau saling berebut kekuasaan. Tuhan Maha Adil dan Tahu apa yang terbaik untuk semua makhluk-Nya.
Kadang jin sering membuat manusia tersesat dan masuk ke daam jurang kemusyrikan. Namun tida semua jin itu jahat, ada juga yang baik, yang beragama, jin Islam dan mau menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW.
Bakan, ada salah satu pesantren di Jombang yang khusus memnuka kelas jin. Percaya atau tidak santri di pesantren tersebut satu kelas semuanya jin. Jadi bagi orang awam yang melihatnya, seorang ustadz mengajar kelas yang kosong.
Mungkin bagi orang-orang eksisrensialisme tidak percaya dengan hal ini. Karena jin tidak bisa dilihat dengan kasat mata. Mereka adalah makhluk halus yang berupa kumpulan gas.
Entah unsur pembentuknya hidrogen, atau helium, atau oksigen, belum ada yang bisa mengungkap materi pembentukan jin. Mungkin suatu saat akan ada seorang ilmuan yang akan meneliti tentang materi pembentukan jin.
Semoga saja, sehingga misteri alam gaib yang selama ini kita curigai sebagai alam jin bisa terungkap. Tapi, jangan pernah berharap dapat mengungkap misteri alam gaib yang sebenarnya, yaitu alam setelah kematian. Hal itu akan tetap menjadi rahasia Tuhan.
update: Penulis akan membeberkan rahasia menembus dimensi alam jin. Hanya saja, dalam pembedaranya nanti, penulis akan memaparkan lewat tahapan demi tahapan . Maksudnya tada lain agar bagi mereka yang suka akan dunia mistik, bisa dengan mudah memahaminya. Seperti apakah tahapannya? Inilah uraian selengkapnya....
Lewat pemahaman yang disarikan dari kitab Manba'u Usulul Hikmah Bimualif, karangan imam Ali Albury, diterangkan sebagai berikut:
Bahwa setiap manusia menginginkan berjumpa atau masuk ke alam bangsa jin, maka dia harus bisa melewati dua alam terlebih dahulu, yaitu: Alamul Ahmar dan Alamul Abdul Jumud.
Disamping hal tersebut, kita juga harus bisa memahami tentang pintu-pintu gaib yang bakal kita tempuh atau kita lalui. Mengapa? Sebab, sedikit saja kita salah jalan, bukan bangsa jin (dalam hal ini yang dimaksud adalah jin muslim-peri) yang bakal kita temui, melainkan bangsa alam lain yang samar-samar dan tak kasat mata. Walhasil, bukan keinginan kita yang akan tercapai, melainkan kefatalan dan tipu muslihat dari bangsa gaib yang menyesatkan itu akan kita terima.
Mengenai arti alam sendiri, jauh-jauh para ulama suda menuliskannya di beberapa kitab. Salah satunya seperti pendapat Imam Bujeremi, dalam itabnya "IQNA". Imam Bujeremi menuliskan beberapa tingkatan alam yang terdiri dari makhluk tak kasat mata, diulai dari alam manusia, Ahmar, Abdul Jumud, Ahyar, Jin, Azrak, Khoarik, Thurobi, Barri, Adli, Sama', Majazi, Malaikat, Jabarut, Qolam, dan Arsy.
Nah, dari kehidupan makhluk-makhluk yang berada di alamnya masing-masing, manusia bisa saja menemui atau menembus ke salah satu alam yang diinginkan bila manusia itu sendiri memang sudah cukup ilmu dan pengetahuan untk menembusnya.
Mari kita kembali ke tahapan menembus dimensi alam jin. Lewat pembedaran yang sama dari kitab "Manba'u Usulul Himkah," dijabarkan bahwa siapapun orangnya bisa menembus dimensi alam jin apabila manusia itu sendiri sudah menguasai dua alam sebagai tingkatan alam di bawahnya, yakni alam Ahmar dan alam Abdul Jumud.
Alam Ahmar: Sebuah alam yang dihuni jutaan makhluk tak kasat mata yang menguasai bumi dan lautan. Ahmar juga disebut dengan dengan istilah "bangsa lelembut" yang masih keturunan dari bangsa manusia lewat silsilah Anfus, anak dari Nabiyullah Syeit yang diturunkan lewat zaman sanghiyang. Yang termasuk ke dalam golongan penghuni Alam Ahmar itu adalah: Nyi Roro Kidul, Dewi Lanjar, dan seluruh wadya balanya.
Abdul Jumud: sebuah alam yang dhuni oleh bangsa makhluk tak kasat mata yang menguasai bumi, batu, dan pepohonan. Abdul Jumud di sini disebut juga dengan istilah "dedemit." Mereka juga masih keturunan bangsa manusia dari zaman Togog. Contohnya seperti: kuntilanak, memedi, perkayang dan lain sejenisnya.
Nah, untuk bisa menguasai kedua alam ini, di setiap akan ritual menembus dimensi alam jin, siapkan sesaji berupa: bunga setaman, melati, mawar dan kelapa hijau. Hal seperti ini ditunjukkan untuk menghormati bangsa Ahmar sebagai wasilah jalannya. Sedangkan untuk melewati alam bangsa Abdul Jumud disarankan agar membakar madat apel jin di awal mau memulai ritual. Niscaya bangsa Abdul Jumud ini akan paham dan tidak akan mengganggu prosesi ritual yang kita jalankan.
Untuk membuka pintu alam jin sendiri, salah satu ritualnya adalah dengan menaburkan terus kemenyan putih yang sudah dihaluskan secara terus-menerus. Hanya saja dalam pengenalan menembus alam jin harus sangat hati-hati. Terutama siapa nama dari jin itu sendiri yang akan kita temui.
Di sisi lain, kita sebagai manusia haruslah tahu, kapan waktunya kita menjalankan ritual, dengan ayat apa kita memanggil, lewat pintu mana kita masuk, dan permohonan apa yang kita inginkan. Sebab bangsa jin tidak seperti bangsa manusia pada umumnya. Mereka selalu memakai aturan dan tatakrama yang penuh akan kedisiplinan. Mereka juga bisa dikatakan sangat temperamental dan mudah tersinggung apabila kita bangsa manusia tidak bisa memahami watak dan sifat mereka.
Sebagai suatu kewaspadaan, bangsa jin di sini terbagi menjadi dua golongan, yaitu Abyad dan Aswad (jin putih/muslim dan jin hitam/kafir). Di samping itu bangsa jin terdiri dari empat sifat perilaku, tergantung dari alam yang ditempatinya, yakni tanah, air, bangunan, dan awang-awang (angkasa). Dari empat sifat yang menjadi tempat tinggal mereka, semua mempunyai perbedaan dalam menerima kita manusia, baik dari segi pemanggilan, ayat atau amalan yang dibaca, maupun sesaji ritual yang disajikan untuk mereka.
Apabila kita tidak memahami secara mendetil tentang ritual untuk menembus ke alam mereka, golongan bangsa jin hitam atau jin kafir-lah yang akan berperan untuk menemui kita dengan seribu tipu daya yang menyesatkan. Misalnya saja, kita akan diiming-imingi kekayaan, harta karun, bisa menarik pusaka dan lain-lain perkara musykil yang tidak bisa diterima akal.
Intinya, pikiran kita akan terus cekcoki oleh bermacam hayalan yang menggiurkan. Ucapan kita jadi ngelantur, mudah emosi, mudah tersinggung, senang menutup diri dalam kamar, suka melamun dan tidak menerima nasehat apapun dari orang lain.
Bukan itu saja, golongan jin hitam atau jin kafir juga akan terus menjumpai kita dengan taktik berupa kelembutan, serta berperan dalam kebaikan, seperti halnya figure guru gaib yang benar-benar mau mengajarkan seluruh ilmunya kepada kita. Nah, bila sudah seperti ini jadinya, kita sudah melenceng jauh dari jalan yang sebelumnya kita harapkan. Lebih fatal lagi, kita bisa melenceng dari akidah beragama (Islam).
Sekedar tips, apabila dalam suatu ritual yang kita jalani selama ini, sering kali didatangi makhluk-makhluk dari dimensi lain, maka cobalah perhatikan kedatangan mereka. Apabila makhluk lain alam ini datang menjumpai kita dari arah depan, belakang, samping kanan atau kiri, maka jganlah digubris kedatangannya. Sebab cara kedatangan mereka seperti itu sudah jelas menunjukkan bahwa mereka berasal dari golongan bangsa jin hitam atau jin kafir.
Kitab Manba'u Usulul Hikmah sendiri mengupasnya; "Jangan sesekali Anda percaya akan tipu muslihat dari beragam makhluk gaib yang datang dari arah empat penjuru. Sesungguhnya, hanya satu arah yang mereka lewati sebagai teman kita yang benar, yaitu lewat arah atas."
Lewat pembedaran salah satu tahapan ini, tentu diharapkan akan bisa menjadi bahan intropeksi kita bersama, bahwa sejatinya tidak ada ilmu yang bersifat instant di muka bumi ini, kecuali kita sendiri mau berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menguasainya.
Nah, untuk tahap terakhir dalam menembus dimensi alam jin, pelajarilah ayat-ayat, ajian, atau amalan pemanggilan secara matang. Sebab, kesemuanya itu akan menentukan suatu pilihan kita untuk bisa memilih, siapa (maksudnya bangsa jin/peri) yang akan kita temui kelak.
Sebagai bahan dasar, pelajari arti, naktu, huruf, angka, rujukan dari mana sumbernya. Bisa juga lewat rahasia huruf Abajadun. Sebab rahasia huruf Abajadun, memuat 99 keistimewaan, yang mana salah satunya termasuk dari rahasia alam jin itu sendiri. Seperti contoh, huruf Alif yang mempunyai angka 1. Penjaga dari huruf Alif ini adalah malaikat bernama Thoithobausin, dari bangsa gaibnya bernama Ahmar. Ayat dari Alif sendiri adalah Al-Quddus. Dari bangsa gaib yang bernama Ahmar ini sudah jelas masuk dalam ketegori huruf Alif.
Jadi pada intinya, apabila kita ingin menembus alam Ahmar atau alam lelembut, maka perbanyaklah dengan membaca ayat Al-Quddus, untuk bilangan angka 1 yang terdapat dalam huruf Alif. Hal itu menujukkan nama yang dituju, seperti nama Ibu Ratu Kidul jatuh pada naktu: Ya Adzim. Bila ingin memanggil beliau, gabunglah dua asma' Ahmar dan nama Ibu Ratu: Al-Quddus Ya Adzim... dan seterusnya. (*)