Sabtu, 01 Juni 2013

Wanita Lebih Mudah Aktifkan Indera ke-6

Wanita Lebih Mudah Aktifkan Indera ke-6Indera keenam adalah kemampuan manusia untuk merasakan dimensi halus/non-fisik atau dunia tak kasat mata dari malaikat, hantu, surga dan lain-lain. Hal ini juga termasuk kemampuan kita untuk memahami penyebab non-fisik dan hubungan sebab akibat dari berbagai peristiwa, yang berada di luar pemahaman intelek (kecerdasan). Persepsi ekstrasensori (ESP), kewaskitaan/ kemampuan meramal, firasat, intuisi sama artinya dengan indera keenam atau kemampuan persepsi non-fisik.

Dijelaskan Di Ajeng Kartika Sari, salah seorang Paranormal di Kota Palembang, seseorang bisa merasakan dunia fana atau kasat mata melalui kelima indera fisik yaitu penciuman, rasa, penglihatan, sentuhan dan suara, tetapi dalam dunia tak kasat mata atau dunia halus/ non-fisik, kita merasakannya melalui kelima panca indera halus/ non-fisik.

“Pemikiran non-fisik dan kecerdasan non-fisik yang lebih dikenal sebagai indera keenam kita. Ketika indera keenam dikembangkan atau diaktifkan, maka hal itu membantu kita untuk mengalami dunia halus/non-fisik atau dimensi halus. Pengalaman akan dunia non-fisik atau halus ini juga dikenal sebagai pengalaman spiritual,” katanya.

Ditambahkannya, dunia halus atau non-fisik ada di sekitar kita, namun kita tidak dapat melihat dunia ini. Meskipun kita tidak dapat merasakan dunia halus, hal itu berdampak pada kehidupan kita secara luas. Untuk dapat menyesuaikan ke dalam dunia ini kita membutuhkan suatu 'antena spiritual', yaitu indera keenam kita, yang pada awalnya perlu dibangkitkan. Indera keenam kita berkembang ketika kita melakukan praktik spiritual.

“Dengan melakukan praktik spiritual sesuai dengan enam prinsip dasar spiritualitas, kita dapat meningkatkan tingkat spiritual kita dan mampu merasakan dunia halus hingga tingkat yang lebih tinggi. Kadang-kadang kita melihat orang yang memiliki kemampuan untuk merasakan dunia halus atau non-fisik dari usia yang sangat muda, bahkan meskipun mereka tidak melakukan praktik spiritual. Alasannya karena mereka telah mencapai tingkat spiritual yang diperlukan untuk merasakan dunia non-fisik tersebut,” katanya.

Masih katanya, melalui praktik spiritual yang dilakukan pada kelahiran lampaunya (kehidupan sebelumnya), wanita pada umumnya memiliki indera keenam yang lebih kuat daripada pria. “Kemampuan persepsi ekstrasensori (ESP) muncul lebih alami pada perempuan dan perempuan lebih mungkin untuk menjadi intuitif daripada pria. Salah satu alasan utama untuk ini adalah bahwa wanita lebih sering menggunakan emosional dan perasaan yang mendalam, sedangkan pria lebih berorientasi intelektual dan cenderung lebih ke sisi rasional,” papar Di Ajeng. (*)

Sumber: Palembang Pos

Murkanya Jin Bulak Kempit

Murkanya Jin Bulak KempitMarah atau nesu ternyata tidak hanya didominasi manusia, tetapi ternyata golongan jin pun juga dapat muring-muring. Terutama jika habitatnya terganggu ulah manusia yang menjurus perbuatan asusila dan sejenisnya. Contohnya jin yang menghuni Bulak Kempit atau yang lebih dikenal sebagai jalur cinta anak muda di wilayah Siyono, Logandeng, Playen, Gunungkidul yang sempat heboh jadi lokasi perkosaan menimpa seorang gadis yatim.

Lantaran tak mengindahkan peringatan warga sekitar untuk lokasi berasyik masyuk alias pacaran, dua pasang remaja berlainan jenis ngibrit dan ketakutan. Kedua pasang remaja berlainan jenis ini minta perlindungan masyarakat, karena saat sedang berpacaran, mendadak didatangi dua lelaki berbadan gendut.

Kedatangannya di tengah malam buta itu tak lain meminta agar mereka meninggalkan tempat itu. Karena menurut kedua lelaki yang diduga golongan jin, kedua pasang remaja itu melakukan perbuatan asusila di tempat suci yang dikeramatkan golongan jin.

Hal itu dibenarkan Sumaryanto, seorang pengemudi angkutan umum warga sekitar. Bahkan saat mereka kabur, dirinyalah yang menasehati untuk tidak mengulangi perbuatan serupa. Dikisahkan, sore itu dirinya bersama ketiga temannya berlainan jenis kencan di jalur cinta karena kebetulan bertepatan dengan malam Minggu.

Sebelum akhirnya menuju sasaran, mereka lebih dulu putar-putar kota dan beli bakso di Jalan Brigjen Katamso Wonosari. Acara malam Minggu dilanjutkan dengan kongkow-kongkow bersama pacar masing-masing di depan kantor Pemkab Gunungkidul sekalian melihat kegiatan anak muda.

Setelah malam makin larut, sesuai direncanakan langsung menuju Bulak Kempit atau yang lazim dikenal sebagai Jalur Cinta. Baru beberapa saat saling berpacaran dan berasyik masyuk, mendadak didatangi dua lelaki kekar. Kali pertama datang menyalami lebih dulu hingga membuat mereka blingsatan. Setelah itu keduanya marah-marah dan mengatakan bahwa keberadaan mereka di situ mengganggu ketenangan warganya.

Padahal tak satu orang pun bermukim disitu alias bulak. Selanjutnya, kedua lelaki yang diduga aparat keamanan golongan jin itu minta agar mereka meninggalkan tempat. Sesaat setelah itu kedua lelaki itu menghilang. Dalam keadaan bingung dan penuh ketakutan, mereka ditolong Sumaryanto seorang pengemudi angkutan yang kebetulan malam itu melewati jalan sekitar bulan Kempit. (ety/dbs)

Sumber: Palembang Pos

Sumur Misterius di Masjid Pekanbaru



Di sekitar Masjid Raya Pekanbaru, selain terdapat makam keluarga Sultan Siak, juga terdapat sebuah sumur tua. Uniknya sumur tua ini, airnya tidak pernah habis walau di musim kemarau. Misterius!

Bila berkunjung ke Pekanbaru, tak ada salahnya jika umat muslim meluangkan waktu untuk melihat masjid sejarah tertua di Pekanbaru itu. Di sebelah kiri bangunan masjid, terdapat sumur tua yang berusia sama dengan usia masjid itu yang dibangun tahun 1926 silam.

Dulu, sumur tua ini merupakan tempat mengambil air wudlu dan juga tempat mandi masyarakat. Dulunya air sumur itu bebas dipakai masyarakat. Namun, saat ini, sumur tua yang kedalamannya hanya enam meter itu kini terbatasi oleh tembok yang mengelilingi sumur itu. Bagian depan bangunan dibuat pintu masuk.

“Sumur tua ini, airnya sekarang untuk berwudlu. Dan kedalamannya cuma 6 meter, tapi airnya saban hari menyembur keluar. Dan anehnya, para jamaah di masjid ini meyakini air sumur tua itu sedikit mempunyai keunikan, atau semacam keramat. Tapi itu bukan kami yang menyebutkan, tapi masyarakat,” kata Imam Masjid Raya, Azhar Kasim.

Aneh memang, bila dilihat dari lokasi sumur itu. Sebab, sumur dan masjid ini berada di atas bukit. Biasanya daerah berbukit sangat sulit untuk mendapatkan air. Misalnya saja, kata Azhar, panitia masjid belum lama ini juga membuat sumur bor yang berlokasi tak jauh dari sumur tua itu.

“Sumur bor itu yang kita buat sampai kedalamannya 200 meter belum muncul air. Setelah dilakukan pengeboran sampai kedalaman 300 meter, baru ketemu air, itu pun airnya sangat terbatas. Tidak seperti air sumur tua itu, kedalaman enam meter, tapi airnya muncrat keluar terus,” kata Azhar.

Berbicara soal sumur ini, kata Azhar, masyarakat sampai sekarang banyak yang meyakini air sumur ini dapat menyembuhkan berbagai penyakit mereka. Tak cuma itu, air sumur ini juga sering dijadikan untuk mandi oleh masyarakat sehabis melakukan nazar.

“Sampai sekarang, warga dari berbagai kota baik dari Jakarta, Medan, Yogya dan Kuala Lumpur, sering mandi di sumur ini. Mandinya tentulah tidak seperti mandi biasanya, tapi hanya sekadar membasahi anggota tubuh saja,” kata Azhar. (ety/dbs)

Sumber: Palembang Pos

Putri Loro Jonggrang Dikutuk Jadi Patung Batu

Pada zaman dahulu kala di Pulau Jawa terutama di daerah Prambanan berdiri 2 buah kerajaan Hindu yaitu Kerajaan Pengging dan Kraton Boko. Kerajaan Pengging adalah kerjaan yang subur dan makmur yang dipimpin oleh seorang raja yang arif dan bijaksana bernama Prabu Damar Moyo dan mempunyai seorang putra laki-laki yang bernama Raden Bandung Bondowoso.

Kraton Boko berada pada wilayah kekuasaan kerajaan Pengging yang diperintah oleh seorang raja yang kejam dan angkara murka yang tidak berwujud manusia biasa tetapi berwujud raksasa besar yang suka makan daging manusia, yang bernama Prabu Boko. Akan tetapi Prabu Boko memiliki seorang putri yang cantik dan jelita bak bidadari dari khayangan yang bernama Putri Loro Jonggrang.

Prabu Boko juga memiliki patih yang berwujud raksasa bernama Patih Gupolo. Prabu Boko ingin memberontak dan ingin menguasai kerajaan Pengging, maka ia dan Patih Gupolo mengumpulkan kekuatan dan mengumpulkan bekal dengan cara melatih para pemuda menjadi prajurit dan meminta harta benda rakyat untuk bekal.

Setelah persiapan dirasa cukup, maka berangkatlah Prabu Boko dan prajurit menuju kerajaan Pengging untuk memberontak. Maka terjadilah perang di Kerajaan Pengging antara para prajurit peng Pengging dan para prajurit Kraton Boko.

Banyak korban berjatuhan di kedua belah pihak dan rakyat Pengging menjadi menderita karena perang, banyak rakyat kelaparan dan kemiskinan. Mengetahui rakyatnya menderita dan sudah banyak korban prajurit yang meninggal, maka Prabu Damar Moyo mengutus anaknya Raden Bandung Bondowoso maju perang melawan Prabu Boko dan terjadilan perang yang sangat sengit antara Raden Bandung Bondowoso melawan Prabu Boko. Karena kesaktian Raden Bandung Bondowoso maka Prabu Boko dapat dibinasakan. Melihat rajanya tewas, maka Patih Gupolo melarikan diri. Raden Bandung Bondowoso mengejar Patih Gupolo ke Kraton Boko.

Setelah sampai di Kraton Boko, Patih Gupolo melaporkan pada Puteri Loro Jonggrang bahwa ayahandanya telah tewas di medan perang, dibunuh oleh kesatria Pengging yang bernama Raden Bandung Bondowoso. Maka menangislah Puteri Loro Jonggrang, sedih hatinya karena ayahnya telah tewas di medan perang. Maka sampailah Raden Bandung Bondowoso di Kraton Boko dan terkejutlah Raden Bandung Bondowoso melihat Puteri Loro Jonggrang yang cantik jelita, maka ia ingin mempersunting Puteri Loro Jonggrang sebagai istrinya.

Akan tetapi, Puteri Loro Jonggrang tidak mau dipersunting Raden Bandung Bondowoso karena ia telah membunuh ayahnya. Untuk menolak pinangan Raden Bandung Bondowoso, maka Puteri Loro Jonggrang mempunyai siasat. Puteri Loro Jonggrang manu dipersunting Raden Bandung Bondowoso asalkan ia sanggup mengabulkan dua permintaan Puteri Loro Jonggrang. Permintaan yang pertama, Puteri Loro Jonggrang minta dibuatkan sumur Jalatunda sedangkan permintaan kedua, Puteri Loro Jonggrang minta dibuatkan 1000 candi dalam waktu satu malam.

Raden Bandung Bondowoso menyanggupi kedua permintaan puteri tersebut. Segeralah Raden Bandung Bondowoso membuat sumur Jalatunda dan setelah jadi ia memanggil Puteri Loro Jonggrang untuk melihat sumur itu. Kemudian Puteri Loro Jonggrang menyuruh Raden Bandung Bondowoso masuk ke dalam sumur. Setelah Raden Bandung Bondowoso masuk ke dalam sumur, Puteri Loro Jonggrang memerintah Patih Gupolo menimbun sumur dan Raden Bandung Bondowoso pun tertimbun batu di dalam sumur. Puteri Loro Jonggrang dan Patih Gupolo menganggap bahwa Raden Bandung Bondowoso telah mati di sumur akan tetapi di dalam sumur ternyata Raden Bandung Bondowoso belum mati maka ia bersemedi untuk keluar dari sumur dan Raden Bandung Bondowoso keluar dari sumur dengan selamat.

Raden Bandung Bondowoso menemui Puteri Loro Jonggrang dengan marah sekali karena telah menimbun dirinya dalam sumur. Namun karena kecantikan Puteri Loro Jonggrang kemarahan Raden Bandung Bondowoso pun mereda. Kemudian Puteri Loro Jonggrang menagih janji permintaan yang kedua kepada Raden Bandung Bondowoso untuk membuatkan 1000 candi dalam waktu 1 malam. Maka segeralah Raden Bandung Bondowoso memerintahkan para jin untuk membuat candi akan tetapi pihak Puteri Loro Jonggrang ingin menggagalkan usaha Raden Bandung Bondowoso membuat candi. Ia memerintahkan para gadis menumbuk dan membakar jerami supaya kelihatan terang untuk pertanda pagi sudah tiba dan ayam pun berkokok bergantian.

Mendengar ayam berkokok dan orang menumbuk padi serta di timur kelihatan terang maka para jin berhenti membuat candi. Jin melaporkan pada Raden Bandung Bondowoso bahwa jin tidak dapat meneruskan membuat candi yang kurang satu karena pagi sudah tiba. Akan tetapi firasat Raden Bandung Bondowoso pagi belum tiba. Maka dipanggillah Puteri Loro Jonggrang disuruh menghitung candi dan ternyata jumlahya 999 candi, tinggal 1 candi yang belum jadi.

Maka Puteri Loro Jonggrang tidak mau dipersunting Raden Bandung Bondowoso. Karena ditipu dan dipermainkan maka Raden Bandung Bondowoso murka sekali dan mengutuk Puteri Loro Jonggrang "Hai Loro Jonggrang candi kurang satu dan genapnya seribu engkaulah orangnya". Maka aneh bin ajaib Puteri Loro Jonggrang berubah ujud menjadi arca patung batu.

Dan sampai sekarang arca patung Loro Jonggrang masih ada di Candi Prambanan dan Raden Bandung Bondowoso mengutuk para gadis di sekitar Prambanan menjadi perawan kasep (perawan tua) karena telah membantu Puteri Loro Jonggrang. Dan menurut kepercayaan orang dahulu bahwa pacaran di candi Prambanan akan putus cintanya. (ety/dbs)

Sumber: Palembang Post