Sabtu, 08 Maret 2014

Antara Nasib dan Arah Pintu Rumah



Membuat rumah ternyata bukan sekedar membangun secara fisik. Perlu dicerna lebih lanjut, bahwa posisi rumah maupun arah menghadap rumah sangat berpengaruh bagi kemajuan penghuninya. Menurut hongshui Jawa atau Pakuwon, ada aturan tertentu untuk menentukan arah pintu rumah yang baik.

Penentuan arah menghadap rumah bagi masyarakat Jawa, merupakan hal yang sangat penting dalam membangun suatu rumah sebagai tempat tinggal. Secara garis besar, arah menghadap rumah yaitu menghadap ke utara, timur, selatan, dan arah barat. Seperti halnya bangsa Cina, orang Jawa percaya bahwa arah menghadap rumah memiliki pengaruh atau dapat membawa keberuntungan maupun kesialan dalam hidupnya. Begitupun akan berpengaruh pada keluarganya.

Pada zaman dahulu dalam masyarakat Jawa hampir tidak dijumpai rumah menghadap ke barat dan demikian pula halnya yang menghadap ke arah timur. Rumah orang biasa (masyarakat umum, bukan bangsawan, red) pada umumnya menghadap ke arah utara atau ke selatan. Sedangkan arah menghadap ke timur khusus dipergunakan untuk keraton.

Setiap arah mata angin dipercayai ditunggu oleh dewa, dan oleh karena itu ada makna simbolis tertentu untuk penentuan arah menghadap rumah yang berdasarkan pada empat mata angin. Keempat arah mata angin yang dijaga oleh dewa tersebut adalah timur ditunggui oleh Maha Dewa, barat ditunggui oleh Batara Yamadipati, utara ditunggui oleh Batara Wisnu, dan selatan ditunggui Batara Brahma.

Dalam mitologi Jawa, Batara Yamadipati adalah dewa kematian. Sehingga bagi orang yang mempercayai, arah menghadap ke barat harus dihindari karena secara simbolik berarti sama dengan mengharap kematian. Adapun cara menentukan arah menghadap rumah adalah dengan menjumlah neptu (hitungan) hari kelahiran dan pasaran orang yang akan membangun rumah.

Ketentuannya adalah jika jumlah neptunya 7, 8, 13, 18, arah rumah menghadap ke arah utara atau ke timur. Jika jumlah neptunya 9, 14 arah rumah harus menghadap ke selatan atau ke timur, jika neptunya 10 arah rumah harus menghadap ke selatan atau barat dan jika jumlah neptunya 11, 15, 16 arah rumah harus menghadap ke barat. Kemudian, jika jumlah neptunya 12, 17 arah rumah harus menghadap ke utara atau ke barat.

Untuk diketahui, neptu hari Ahad adalah 5, Senin adalah 4, Selasa adalah 3, Rabu adalah 7, Kamis adalah 8, Jumat adalah 6 dan Sabtu adalah 9. Neptu pasaran, Kliwon 8, Legi 5, Pahing 9, Pon 7. Misalnya Anda lahir pada ahad pahing, maka jumlah neptu menjadi (ahad = 5) + (pahing = 9) = 14.

Berdasarkan penghitungan neptu tersebut, maka Anda sebaiknya memiliki rumah menghadap arah selatan atau ke timur. Tentu saja, pengetahuan ini merupakan peninggalan nenek moyang dan merupakan salah satu bentuk kearifan lokal. Manusia berikhtiar namun segala ketentuan ada pada Tuhan. (*)

Sumber: Palembang Post/Supranatural

Perbedaan Hipnotis dan Gendam

Perbedaan Hipnotis dan Gendam

Mendengar kata hipnotis biasanya orang akan takut karena konon hipnotis bisa membuat orang tidak sadarkan diri sehingga bisa diapakan saja misalnya dipereteli perhiasan, HP, uang dan kejahatan lainnya. 

Benarkah hipnotis bisa untuk kejahatan? jawabannya adalah TIDAK BISA. Kenapa? karena untuk menghipnotis memerlukan persetujuan dari suyet atau orang yang akan dihipnotis. Jika suyet takut atau tidak mau, maka dipastikan hipnotis tidak akan berhasil karena alam bawah sadar akan menolak sugesti yang masuk.



Lalu bagaimana halnya dengan peristiwa kejahatan yang sering terjadi dimana seseorang mudah memberikan harta bendanya tanpa ia sadari? bukankah ini seperti hipnotis? memang benar mirip hipnotis tapi sebenarnya ilmu tersebut bukan ilmu hipnotis melainkan ilmu GENDAM. 

Perbedaan Hipnotis dengan Gendam adalah:

1. Hipnotis tidak memiliki kekuatan yang sifatnya memaksa. Jika orang yang ingin dihipnotis menolak maka ia tidak akan bisa dihipnotis. Lain halnya dengan gendam yang bisa memaksa seseorang tidak sadarkan diri karena gendam menggunakan kekuatan mahluk halus.



2. Belajar hipnotis tidak ada ritual yang berbau mistis sama sekali. Sedangkan ilmu gendam diperoleh dengan jalan ritual melalui puasa, mantra atau pengisian dari guru gendam.



3. Ilmu hipnotis diarahkan untuk kebaikan misalnya untuk terapi diri sendiri dan orang lain. Bahkan dijaman dahulu, hipnotis digunakan untuk operasi agar pasien tidak merasa kesakitan. Adapun gendam rentan sekali digunakan untuk kejahatan.



4. Ilmu Hipnotis telah banyak digunakan orang dari berbagai latar belakang seperti psikolog (SDM), dokter (kesehatan), parenting (mendidik anak), hypnobirthing (lahir tanpa sakit) dan lain sebagainya sedangkan gendam hanya berfokus membuat orang tidak sadarkan diri.

Hipnotis telah diakui secara nasional dan internasional.

Semoga dengan adanya artikel ini bisa kita bisa membedakan antara ilmu hipnotis yang benar dengan ilmu "hipnotis" yang salah alias gendam.(www.indospiritual.com)

Sumber: Palembang Post/Supranatural