Cerpen: Dadang Ari Murtono
Percayakah kau bila di dunia ini ada kembang yang ketika kuncup berwarna merah, semerah darah, dan perlahan-lahan, seiring dengan membukanya kuncup itu menuju sekuntum kembang yang mekar sempurna, warna merah itu luntur. Luntur dengan cara menetes. Serupa airmata yang menetes. Dan bersamaan dengan tetesan itu, akan kau dengar suara nyanyian yang menyayat. Nyanyian yang kadang lebih mirip suara tangisan. Itlah sebabnya, kemnbang yang ketika telah sempurna mekar berwarna putih itu, dinamakan kembang bernyanyi. Kembang yang akan segera layu dan luruh setelah warna putihnya memucat serupa wajah orang mati, lima menit seusai warna merahnya benar-benar tak ada.
Riwayat tentang kembang bernyanyi itu adalah sebuah riwayat tentang cinta yang tidak beruntung. Cerita tentang seorang pemuda yang menimpan cinta kepada seorang gadis. Gadis yang bagi si pemuda--seperti lazimnya orang yang jatuh cinta--adalah gadis paling cantik yang pernah ia lihat. Si pemuda merasa, dengan kecantikan si gadis, semua lelaki akan menyukai si gadis.
Bertahun-tahun si gadis menunggu Bertahun-tahun ia tetap terbangun di pagi hari dan mendapati sebuah kertas bertuliskan puisi dengan tulisan "ai" di akhir puisi di depan pintu rumahnya.
Secarik kertas dengan puisi-puisi cinta yang ditujukan kepada si gadis tetap didapati si gadis. Dan itu benar-benar mengherankan. "Bagaimana cara si pengirim puisi ini menaruh kertas ini tanpa sepengetahuanku? Padahal aku telah semalam berjaga mengintip dari balik jendela ini," itulah pertanyaan si gadis yang tidak pernah mampu ia jawab.
Sungguh, si gadis begitu berbahagia dan merasa teramat beruntung dicintai oleh seorang malaikat. Dan ia yakin, malaikat yang ia tunggu itu, yang mencintainya itu, suatu saat akan muncul menemuinya.
"Aku akan menunggu. Hanya dengannya aku akan menikah. Dan hidup bahagia selama-lamanya," gadis itu bersumpah.
Bertahun-tahun si gadis menunggu. Dan malaikatnya tidak juga muncul. Usianya merangkak semakin tua. Dan orantuanya mulai resah.
"Apalagi yang kau tunggu?"
"Aku menunggu malaikat yang mengirimku puisi-puisi ini. Hanyan dengannya aku akan menikah," demikian si gadis menjawab. Dan hal itu semakin membuat orang tuanya resah.
Orangtuanya memang paham benar perihal kertas-kertas bertuliskan puisi yang tiap pagi didapati putri mereka di depan pintu rumah. Dan hal itu juga membuat mereka penasaran. Seperti putri mereka, mereka juga berulang berusaha mengintip semalaman dari jendela untuk memergoki siapa gerangan pengirim puisi-puisi itu. Namun nasib mereka tidak berbeda dengan nasib putri mereka: usaha mereka tidak membuahkan hasil!
"Anak kita bakal jadi kembang bibir orang-orang. Apa yang lebih menyakitkan dari orangtua seorang gadis selain mendengar olok orang-orang bahwa anak mereka telah jadi perawan tua? Gadis yang tak laku?" demikian bapak dan ibu si gadis gelisah.
Si pemuda yang yang merasa begitu patah hati, dalam rangka untuk melupakan sakit hatinya itu, konon, dalam suatu pagi bergerimis, pergi meninggalkan kota kecamatan kecil tersebut. Pergi berjalan sambil menunduk. Gerimis membuat jalanan sepi dan tidak ada orang yang berpapasan dengannya sehingga tidak pula ada yang tahu kalau sepanjang jalan, ia tak henti-hentinya menangis. Menangis sambil menggumamkan puisi-puisi cinta cinta yang pernah ia kirimkan ke gadis. Dan selain puisi-puisi itu, ia gumamkan pula kalimat: ai... ai... cinta... cinta... aiku... aiku... cintaku... cintaku...
Si pemuda tak menoleh ke belakang. Dan tak pernah kembali ke kota kecamatan kecil itu. Tidak ada yang tahu engan pasti riwayat si pemuda kemudian.
Ada yang mengatakan bahwa pemuda itu mati lima hari kemudian dalam perjalanannya karena selama berjalan, ia tidak mau makan dan minum. Namun ada juga yang mengisahkan si pemuda di kemudian hari menjadi penyair cinta besar di kota besar yang selama sisa umurnya hidup sendirian dan menerbitkan serial puisi-puisi dengan judul Aiku. Dan karena buku itu tidak pernah ditemukan, maka cerita itu juga tidak dapat dijamin kebenarannya.
Ya. Si gadis yang dijodohkan paksa itu tiba-tiba jatuh sakit. Sakit yang misterius. Sakit yang tidak bisa dijelaskan apa sakitnya. Dokter dan tabib paling handal telah didatangkan dan tetap tak ada yang bisa menjelaskan apa sakit si gadis dan bagaimana cara mengobati penyakit itu. Si gadis hanya bisa terlentang di ranjangnya. Terlentang terpejam serupa orang yang tengah tidur. Sepanjang hari seperti itu. Dan mulut si gadis, terdengar gumam: ai... ai... ai...
Tidak ada yang tahu apa arti gumam itu. Gumam yang bila didengar berulang-ulang menjadi mirip nyanyian. Nyanyian yang begitu menyayat hati.
Dan menurut si empunya cerita, si gadis tidak bangun lagi. Tubuhnya pelan-pelan berubah menjadi tanah. Serupa mayat yang berubah menjadi tanah. Dan dari tanah itu yang berasal dari tubuh si gadis, menyembullah kuncup-kuncup tumbuhan. Tumbuhan kembang. Kembang yang kini disebut orang sebagai kembang bernyanyi.
Kembang yang ketika kuncupnya berwarna merah. Serupa merahnya gairah semangat remaja yang meruap-ruap. Dan seiring mekarnya kuncup itu, warna merah itu menetes. Menetes serupa darah. Menetes sambil mengeluarkan nyanyian yang menyayat seperti tangisan. Nyanyian yang berbunyi: ai... ai... ai...
Dan bagi penduduk asli daerah yang dulu bernama Ngudi Lor itu, bila ada yang bertanya kenapa kembang itu hanya sebentar mekar, mereka akan menjawab: gadis itu juga mekar sebentar ebelum kemudian mati terlalu dini. Mati karena cinta yang aneh. Dan bila ada yang bertanya kenapa kembang itu hanya bisa tumbuh di sana, maka mereka akan menjawab: karena di sanalah tubuh si gadis berubah menjadi tanah.
Tentu saja kau bisa meragukan cerita ini. Toh, sampai sekarang, para ahli masih melakukan penelitian tentang kembang itu. Mreka tengah berusaha mengklarifikasikan kembang itu, merembugkan nama ilmiahnya, dan berusaha mencari cara membudidayakan kembang itu di tempat lain (*)
Minggu, 26 Mei 2013
Kembang Bernyanyi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih kunjungannya sahabatku. saya harap sudilah kiranya rekan dan sahabat meninggalkan sepatah atau dua patah kata di kolom komentar ini.
Harap berkomentar dengan sopan, dan juga mohon tidak promo. tidak mencantumkan kode-kode togel atau isi komentar yang berbau togel. jika melanggar dengan terpaksa komentar saya hapus...!! terima kasih